Sunday, July 19, 2009

MEMBANGUN AHLAK BERPOLITIK YANG STRATEGIS UNTUK PEMENANGAN PARTAI

Berkaiatan dengan pemenangan partai, baik dalam Pemilu maupun Pilkada harus terus diupayakan secara terus menerus sepanjang tahun selama periodesasi kepemimpinan partai. Pencitraan kader-kader partai yang baik, terutama kader-kader yang duduk di legislatif maupun eksekutif harus memberikan gambaran citra positif yang tidak terlibat praktek-praktek korupsi dan perilaku-perilaku negatif di mata masyarakat.

Membangun suatu jaringan sosial politik, dan media serta partisipasi aktif kader dalam bentuk kerja sosial yang nyata di masyarakat akan dapat membangun partai lebih besar. Untuk mewujudkan program-program tersebut tentunya harus didukung dengan riset yakni mengadakan penelitian dan pengembangan dalam institusi partai untuk mengetahui peta-peta kekuatan politik, dan peta-peta konstituen yang hendak digarap dengan adanya dukungan dana yang halal dan maksimal.
Institusi politik merupakan sesuatu yang abstrak dan sulit dipersonifikasikan sehingga sulit di kaitkan dengan akhlaq karena konsep akhlaq identik dengan perilaku manusia yang berdasarkan keimanan dan syariat. Dengan demikian akhlaq sebuah institusi politik dapat digambarkan dengan simbol-simbol individu-individu yang menjadi bagian penting dari institusi politik tersebut. Efektifnya individu sebagai simbol akhlaq sebuah institusi politik yang sudah banyak terbukti.
Dengan mengambil hikmah bentuk strategi dan akhlaq berpolitik dari keteguhan, keyakinan dan istiqomahnya Ali ra. terhadap aturan main yang berlaku dalam berpolitik, serta mengambil hikmah dari Muawiyah yang mengedepankan siasat politik, walaupun dengan kepura-puraan (muslihat) tetapi mendapatkan kemenangan politik, perlu kita kaji lebih mendalam, pada saat melakukan deal-deal dalam arti lobi-lobi politik dengan pihak lain. Segala macam bentuk perilaku dalam pertarungan politik, dapat dianggap suatu yang “benar” dalam merebut kekuasaan dengan mengedepankan akhlaq berpolitik yang teguh, berkeyakinan dan istiqomah terhadap aturan main dengan tidak mengenyampingkan siasat dan strategi politik yang cantik dalam mencapai tujuannya yang tak lain dan tak bukan adalah memperoleh kekuasaan atau ikut mengendalikan kekuasaan.

Hal ini tidak terlepas dari pencitraan person/figur kader-kader partai yang baik dan cerdas yang dalam mengambil suatu kebijakan politik dalam pertarungan politik untuk menghasilkan keputusan-keputusan yang lahir dari proses dan mekanisme partai sebagai bentuk akhlaq politik institusional yang baik, serta konsensus dan aturan main tidak dilanggar, dapat berdampak positif terhadap pemenangan partai, baik dalam Pemilu maupun Pilkada tetapi harus terus diupayakan secara terus menerus (istiqomah).
Hal-hal di atas tentunya tidak semata-mata dapat dilaksanakan tanpa adanya dengan dukungan dana yang halal dan maksimal. Penggalangan dana yang halal dan maksimal dapat diperoleh dalam bentuk iuran anggota baik legislatif, eksekutif maupun kader biasa, kontribusi dari seseorang yang merasa dihargai jika dimintai sumbangan, sumbangan dari sesorang atau kelompok sebagai wujud dari rasa simpati atau kesetiaan terhadap partai atau kandidat. Selain itu pula penggalangan dana dapat diperoleh dari kelompok-kelompok yang merasa kepentingan-kepentingan dan isu-isunya diperjuangkan.

No comments:

Post a Comment

Pencarian